Oleh: Ferry Riyandika
Candi ini terletak di Desa Rejoso, Kecamatan Ponggok. Situs ini dikelilingi ladang dan hutan dan terbuat dari batu bata. Sekarang ini hanya puing yang tertinggal. Candi Sumbernanas pertama kali ditemukan pada tahun 1919, saat tanah di sekitar candi longsor akibat letusan Gunung Kelud. Keadaan bangunanya telah runtuh dan berantakan, hanya tersisa beberapa bagian saja. Oleh karena itu, masyarakat sekitar menyebutnya Candi Bubrah (yang artinya berantakan).
Atap dan tubuh telah hilang dan hanya kaki yang dapat dilihat. Menurut orang setempat keadaan candi yang kurang baik disebabkan oleh Gunung Kelud yang mengakibatkan kerusakan di wilayah itu kalau meledak. Pada dasar candi terdapat sebuah bentuk sumur persegi. Diduga merupakan tempat penyimpanan peripih di Candi Sumbernanas. Dilihat dari struktur bangunan yang terbuat dari batu bata, candi ini merupakan candi masa Majapahit atau bahkan lebih tua dari masa Kerajaan Majapahit.
banyak yang mengatakan bahwa bangunan candi ini berasal dari masa Mpu Sindok.
Struktur arsitektur ini sejalan dengan pendapat Soekmono yang mengatakan bahwa candi yang tidak mempunyai bagian sumuran adalah candi yang berlatar belakang agama Budha. Pada bagian kaki candi terdapat lubang yang disebut sumuran. Di atas sumuran pada bangunan candi Hindhu umumnya terletak dewa Siwa atau dalam wujud lainnya yaitu Lingga, lingga biasanya diletakkan di atas Yoni dan di dalam sumuran terdapat sebuah kotak batu atau peripih yang berbentuk kubus, tempat menyimpan benda-benda magis. Dengan demikian sebenarnya yang menjadi inti candi adalah peripih tersebut (Soekmono: 1974: 64-77).
Candi ini terletak di Desa Rejoso, Kecamatan Ponggok. Situs ini dikelilingi ladang dan hutan dan terbuat dari batu bata. Sekarang ini hanya puing yang tertinggal. Candi Sumbernanas pertama kali ditemukan pada tahun 1919, saat tanah di sekitar candi longsor akibat letusan Gunung Kelud. Keadaan bangunanya telah runtuh dan berantakan, hanya tersisa beberapa bagian saja. Oleh karena itu, masyarakat sekitar menyebutnya Candi Bubrah (yang artinya berantakan).
Atap dan tubuh telah hilang dan hanya kaki yang dapat dilihat. Menurut orang setempat keadaan candi yang kurang baik disebabkan oleh Gunung Kelud yang mengakibatkan kerusakan di wilayah itu kalau meledak. Pada dasar candi terdapat sebuah bentuk sumur persegi. Diduga merupakan tempat penyimpanan peripih di Candi Sumbernanas. Dilihat dari struktur bangunan yang terbuat dari batu bata, candi ini merupakan candi masa Majapahit atau bahkan lebih tua dari masa Kerajaan Majapahit.
banyak yang mengatakan bahwa bangunan candi ini berasal dari masa Mpu Sindok.
Struktur arsitektur ini sejalan dengan pendapat Soekmono yang mengatakan bahwa candi yang tidak mempunyai bagian sumuran adalah candi yang berlatar belakang agama Budha. Pada bagian kaki candi terdapat lubang yang disebut sumuran. Di atas sumuran pada bangunan candi Hindhu umumnya terletak dewa Siwa atau dalam wujud lainnya yaitu Lingga, lingga biasanya diletakkan di atas Yoni dan di dalam sumuran terdapat sebuah kotak batu atau peripih yang berbentuk kubus, tempat menyimpan benda-benda magis. Dengan demikian sebenarnya yang menjadi inti candi adalah peripih tersebut (Soekmono: 1974: 64-77).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar