oleh: Ferry Riyandika
Peninggalan masa lampau terutama masa Hindhu-Budha banyak sekali ditemukan di Indonesia, terutama di Jawa Timur dan Khususnya di Blitar. Blitar merupakan sebuah wilayah yang dari dulu telah dikenal. Raja Hayam Wuruk beberapa kali mengunjungi Balitar guna untuk bertamasya di laut selatan Blitar maupun memugar kembali bangunan candi leluhurnya di Simping (Sumberjati. Blitar kaya akan tinggalan Hindhu-Budhha dari masa kerajaan Mataram di Jawatengah (Raja Balitung) hingga Akhir Majapahit. Namun sayang beberapa bangunan candi di Blitar kini kian lama tidak membekas keberadaannya.
Salah satunya adalah peninggalan yang terletak di Dusun Dayu, Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Masyarakat hingga sekarang masih membekas ingatannya akan tinggalan ini. Masyarakat memyebutnya kediaman dahyang Dewi Ronce, Penjaga Desa Dayu yang memiliki hewan peliharaan harimau Putih. Masyarakat setempat memberitakan bahwa dahulu terdapat batu bata besar, Arca hewan sapi (nandi), batu bergambar kera (relief kera). Selain itu warga juga menuturkan bahwa terdapat juga Arca seorang tokoh yang masih berada di situs tersebut namun pada saat masa GESTAPU,keberadaannya sudah dipindahkan di kediaman salah satu warga.
Tinggalan lainnya telah hancur dan tak tersisa atupun hilang dicuri orang. Apakah Arca tokoh ini kah yang dikatakan Knebeel dalam ROC pada tahun 1908, bahwa di Distrik Blitar, Desa Dayu terdapat Arca Siwa atau wisnu (?). Kini Arca tersebut hanya nampak seperti sebuah ambang pintu yang dibagian depannya dipahatkan seorang tokoh dewa yang kepalanya sudah pecah tak berbentuk. Situs Dayu atau Candi Dayu tempatnya kini sudah tidak membekas lagi karena sudah menjadi ladang.
Peninggalan masa lampau terutama masa Hindhu-Budha banyak sekali ditemukan di Indonesia, terutama di Jawa Timur dan Khususnya di Blitar. Blitar merupakan sebuah wilayah yang dari dulu telah dikenal. Raja Hayam Wuruk beberapa kali mengunjungi Balitar guna untuk bertamasya di laut selatan Blitar maupun memugar kembali bangunan candi leluhurnya di Simping (Sumberjati. Blitar kaya akan tinggalan Hindhu-Budhha dari masa kerajaan Mataram di Jawatengah (Raja Balitung) hingga Akhir Majapahit. Namun sayang beberapa bangunan candi di Blitar kini kian lama tidak membekas keberadaannya.
Salah satunya adalah peninggalan yang terletak di Dusun Dayu, Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Masyarakat hingga sekarang masih membekas ingatannya akan tinggalan ini. Masyarakat memyebutnya kediaman dahyang Dewi Ronce, Penjaga Desa Dayu yang memiliki hewan peliharaan harimau Putih. Masyarakat setempat memberitakan bahwa dahulu terdapat batu bata besar, Arca hewan sapi (nandi), batu bergambar kera (relief kera). Selain itu warga juga menuturkan bahwa terdapat juga Arca seorang tokoh yang masih berada di situs tersebut namun pada saat masa GESTAPU,keberadaannya sudah dipindahkan di kediaman salah satu warga.
Tinggalan lainnya telah hancur dan tak tersisa atupun hilang dicuri orang. Apakah Arca tokoh ini kah yang dikatakan Knebeel dalam ROC pada tahun 1908, bahwa di Distrik Blitar, Desa Dayu terdapat Arca Siwa atau wisnu (?). Kini Arca tersebut hanya nampak seperti sebuah ambang pintu yang dibagian depannya dipahatkan seorang tokoh dewa yang kepalanya sudah pecah tak berbentuk. Situs Dayu atau Candi Dayu tempatnya kini sudah tidak membekas lagi karena sudah menjadi ladang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar